Ibukota Baru : Selamat Tinggal Jakarta, Selamat Datang Nusantara

Rencana pemindahan ibu kota baru bukanlah sebatas isapan jempol belaka. Rencana tersebut langsung di umumkan oleh presiden Jokowi Dodo pada rapat di istana negara pada tanggal 26 Agustus 2019. Dalam sejarahnya Indonesia pernah mengalami perpindahan ibukota sebanyak beberapa kali mulai dari Jakarta, bukit tinggi, hingga Yogyakarta, itu sering terjadi pada rentang masa awal-awal kemerdekaan, mengingat kondisi nasional Indonesia pada waktu itu belum stabil.

Ibukota Baru  Selamat Tinggal Jakarta, Selamat Datang Nusantara

Dalam sejarah internasional bukan hanya Indonesia saja yang memilih untuk pindah ibukota negara, tercatat berbagai negara seperti Rusia, Brazil, Jerman hingga Malaysia pernah melakukan hal-hal tersebut. Tentunya berbagai pertimbangan seperti keamanan, hingga desentralisasi ekonomi nasional.

{tocify} $title={Table of Contents}

Ibukota Baru Indonesia : Selamat Tinggal Jakarta, Selamat Datang Nusantara

Setelah mengalami berbagai pertimbangan dan musyawarah melibatkan beberapa ahli, akhirnya pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibukota negara menuju pulau Kalimantan timur. Setiap secara administratif berada antara kabupaten penajam Paser Utara dan kabupaten Kutai Kartanegara.

Alasan pemerintah memindahkan ibukota negara

Jakarta sejak lama memang dikenal sebagai pusat segala aktivitas nasional seperti ekonomi, teknologi, kebudayaan hingga hubungan internasional negara republik Indonesia. Letaknya yang dinilai strategis menjadi jalur pelabuhan internasional pada masa lampau, Jakarta juga dipilih kolonialis Belanda sebagai pusat kepemerintahan. Namun semakin lama, Jakarta ini semakin banyak menghadapi masalah. Contohnya adalah banjir, dari tahun ke tahun, sampai beberapa kali pindah masa pemerintahan, masalah ini belum bisa diatasi. 

Pembangunan memang semakin banyak, gedung-gedung semakin mewah selayaknya kota metropolitan. Tapi itu dibalik itu semua ada Masalah besar bisa meletus. Pembangunan tidak diimbangi dengan ruang resapan air, bahkan menurut penelitian dari LIPI dan NASA, Jakarta ini akan tenggelam pada tahun 2030. Sebagai daerah ibukota negara, hal ini tidak boleh terjadi karena salah satu syarat sebuah daerah bisa dijadikan ibukota negara adalah aman dari segala resiko bencana.

Jakarta berada di daerah rawan gempa

Kita tahu semua bahwa daerah pulau Jawa dikelilingi banyak gunung aktif serta lempeng indo-australia dan eurasia. Jangan heran kalau aktivitas tektonik terjadi di pulau ini. Bahkan BMKG sudah memprediksi tentang resiko adanya megatrust di pesisir pulau Jawa, efek terparahnya adalah terjadi gelombang Tsunami. 

Jakarta dipastikan juga akan terkena dampak dari resiko tersebut. Oleh karena itu pemerintah melakukan percepatan pembangunan ibukota baru di Kalimantan, yang direncanakan akan selesai pada tahun 2024 mendatang. Diperkirakan anggaran pembangunannya akan memakan dana 500 trilliun yang dikucurkan dari APBN.

Kalimantan Sebagai Ibukota Negara

Sebagai salah satu pulau terluas diindonesia, pemerintah sudah mengkaji Kalimantan sebagai calon ibukota baru. Di tinjau dari sisi keamanan, Kalimantan terletak pada posisi strategis, berada ditengah-tengah posisi keseluruhan wilayah Indonesia. Kalimantan juga tidak dilewati lempeng-lempeng tektonik dan gunung berapi aktif. Kalimantan merupakan pulau yang aman dari resiko gempa dan tsunami. Ini jadi syarat utama sebuah daerah layak dijadikan ibukota negara.

Secara populasi, pulau Kalimantan tidak sepadat pulau Jawa. Pulau Jawa ini sudah terlalu sesak dan terlalu berat karena didiami separuh populasi nasional. Sedangkan Kalimantan baru di isi 9 % persen Nasional. Dengan keputusan pemindahan ibukota baru ini, diharapkan terdorongnya pemerataan ekonomi nasional yang lebih rata.

Presiden Jokowi menuturkan bahwa pemindahan ibukota harus disegerakan agar kesenjangan sosial antara penduduk pulau Jawa dan non Jawa bisa terkikis. Seiring pembangunan ibukota baru akan dibarengi pula dengan pembangunan infrastruktur pendukung.

Nantinya ibukota baru akan dibangun di lahan seluas 256.142 hektar. Meliputi kawasan inti ( Istana Negara, Gedung DPR, Mahkamah Agung ) dan kawasan pendukung. Regulasi mengenai ibukota baru sudah tercantum dalam RUU IKN yang mengatur teknik pembangunan, anggaran dan birokrasi.

Nama Ibukota Baru Itu Bernama " Nusantara"

Menteri Bappenas Suharso Monoarfa baru saja mengumumkan bahwa ibukota negara akan diberi nama Nusantara. Pemilik nama " Nusantara" dipilih karena berbagai pertimbangan. Alasan pertama karena kata tersebut sudah familiar dikenal sebagai sebutan non-formal Indonesia. Kata " Nusantara" juga memiliki sejarah tersendiri, terdapat dalam literatur Jawa kuno pada masa pertengahan . Nusantara mempunyai arti fisolofis yang berarti kemajemukan yang menggambarkan keberagaman yang berada di Indonesia.

Penulis : Habib Kurniawan
Editor : Saria Bakti
Posted by : Saria Bakti
Saria Bakti

Seorang Blogger sejak 2015. Senang berbagi informasi yang dapat meningkatkan Imunitas Tubuh.

إرسال تعليق

أحدث أقدم