Niat Membuat Konten Pelajar SMP Ini Harus Kehilangan Nyawa

Perlukah sampai seperti ini demi konten? Sedihhh 😢

Niat Membuat Konten Pelajar SMP Ini Harus Kehilangan Nyawa
Misteri tentang hidup dan mati manusia memang hanya tuhan yang tahu. Bahkan bagi seseorang yang masih berumur belia sekalipun bisa mengalami kematian.

{tocify} $title={Table of Contents}

Niat Membuat Konten Pelajar SMP Ini Harus Kehilangan Nyawa

Seperti kejadian yang menimpa Royyan seorang pelajar SMP di salah satu sekolah Brebes. Ia kehilangan nyawanya ketika membuat sebuah konten terjun ke sungai Cisanggarung bersama ketiga teman-temannya. Naasnya setelah terjun dari jembatan rel kereta, Royyan tenggelam dan tidak bisa berenang, hal ini juga diperparah dengan arus sungai yang sangat deras diakibatkan musim penghujan.

Menurut keterangan dari Kanit Reskrim Polsek Losari, IPTU Taisidin, memang benar kejadian tersebut terjadi di wilayah patrolinya. Ia menjelaskan royyan dan teman-temannya melakukan aktivitas berbahaya tersebut karena ingin mengikuti challenge di medsos yang sedang viral akhir-akhir ini. Royyan yang masih berumur 13 tahun ternyata tidak memiliki keahlian berenang seperti teman-temannya.

Kejadian tersebut membuat keluarga Royyan terpukul, bahkan ayah dan paman Royyan terlihat histeris saat mendatangi TKP kejadian. Mereka tidak pernah menduga kejadian ini akan terjadi. Menindaklanjuti kejadian tersebut, Tim Gabungan TNI-POLRI dan SAR diterjunkan untuk mencari keberadaan Royyan.  

Beberapa alat evaluasi diturunkan seperti pelampung dan perahu untuk mengarungi derasnya sungai Cisanggarung. Relawan menceritakan tantangan dalam evakuasi inu, contohnya adanya palung didasar sungai yang diakibatkan oleh aktivitas penambangan pasir, ini mengakibatkan arus air menarik benda-benda, ke dasar sungai.

Mewaspadai Sungai Pada Musim Hujan

Kejadian yang menimpa Royyan sebenarnya tidak akan terjadi dan bisa dihindari bila kesadaran tentang kondisi sungai muncul ditengah Masyarakat, khususnya untuk para remaja yang cenderung ikut-ikutan terhadap sebuah trend tanpa berpikir kedepannya.  Sungai adalah bentuk aliran air yang memanjang dari hulu ke hilir. Volumenya bergantung dari frekuensi hujan yang ia terima, sungai juga menjadi resapan agar daratan tidak terkena banjir.

Masyarakat perlu diedukasi untuk menganalisa kondisi sungai, apakah aman atau berbahaya. Pemerintah juga perlu memasang rambu-rambu seperti dilarang memancing, berenang dan aktivitas berbahaya lain yang mungkin terjadi di sungai. Pasalnya sudah banyak kasus orang tenggelam karena minim pengetahuan akan hal ini. Bahkan untuk orang-orang yang mahir berenang sekalipun, arus sungai pun masih bisa membawa mereka pada situasi berbahaya.

Masyarakat perlu saling mengingatkan satu sama lain, utamanya saat melihat anak-anak/ remaja bermain didekat sungai, kejadian yang menimpa rayyan di sungai Cisanggarung ini bisa terjadi karena minimnya pengawasan atau rambu larangan.

Waktu yang paling aman untuk menjelajahi sungai itu pada saat debutnya tidak terlalu besar, dan hindari saat momen-momen penghujan seperti ini. Bila sepintas dilihat, air sungai bisa terlihat tenang, padahal ada yang namanya arus dalam dan palung, dan ini berbahaya ketika seseorang berenang disana, badannya tersedot dalam pusaran tersebut.

Jangan melakukan hal-hal berbahaya demi konten

Peristiwa yang di alami rayyan harus dijadikan pelajaran, jangan mengorbankan diri sendiri pada momen berbahaya hanya demi konten. Keinginan untuk viral, mengikuti trend, terlihat keren ini seringkali dirasakan oleh remaja, kondisi mental mereka yang belum stabil dan adanya hasrat diakui, sering membuat mereka terjebak pada pilihan yang salah.

Pengaruh media sosial pada perilaku remaja, ini benar-benar bukan isapan jempol belaka. Ini membuktikan bahwa konten-konten media sosial itu berdampak masif dan sangat mungkin untuk ditiru anak-anak. Contoh yang tak terlalu jauh yaitu trend salam dari Binjai, di mana-mana anak-anak menirukan adegan meninju pohon pisang yang dilakukan oleh influencer paris Fernandes. Bahkan ada kebun warga yang terkena dampak, sejumlah 40 pohon pisangnya dirusak oleh remaja yang melakukan konten salam dari Binjai.

Kembali pada kasus royyan, tentunya ini bisa jadi keprihatinan untuk kita semua. Jangan melakukan hal-hal sepele apalagi yang berbahaya karena resiko terburuknya adalah nyawa. Generasi-generasi seperti royyan ini akan menjadi penerus, daripada mengikuti trend yang kurang berfaedah, lebih baik melakukan hal-hal positif, karena masa muda adalah masa yang paling tepat untuk mengeksplor diri. Misalnya rajin bersekolah dan mengikuti ekstrakurikuler sesuai hobi dan kemampuan masing-masing.

Apakah Anda tidak suka dengan artikel ini? Silahkan menghubungi Admin lewat email untuk menjelaskan hal tersebut agar dapat kami tindaklanjuti. Kami akan melakukan tindakan yang terbaik demi kebaikan bukan demi konten.

Sumber Gambar : Facebook SCTV
Gambar telah di-edit seperlunya

Penulis : Habib Kurniawan
Editor : Saria Bakti
Posted by : Saria Bakti

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama